Rabu, 15 April 2009

PBB: Pendidikan Harus Jadi Dasar Pemulihan Dari Krisis

PBB: Pendidikan Harus Jadi Dasar Pemulihan Dari Krisis

19 Mar 2009 10:57:23

PBB, New York, (tvOne)

Seorang pejabat tinggi PBB, Rabu, mendesak agar pendidikan anak dijadikan inti bagi bantuan yang diberikan kepada masyrakat yang menjadi korban kekerasan dan bencana.

Presiden Majelis Umum (GA) PBB Miguel D`Escoto, mengeluarkan pernyataan itu sewaktu ia membuka dialog dengan topik tersebut di Markas PBB di New York, AS. Dialog itu dihadiri wakil dari negara anggota, ahli pendidikan dan organisasi bantuan.

"Mari lah kita temukan cara guna menjamin bahwa kami menyegarkan ingatan anda, serta tubuh anda, untuk menciptakan tempat aman buat pelajar dan masyarakat yang lebih luas," kata Presiden GA tersebut.

"Mari lah kita beri anak laki dan perempuan ini, pemuda dan perempuan peluang untuk memberi sumbangan dalam pemulihan serta masa depan masyarakat mereka. Mari lah kita beri mereka harapan dengan belajar mengatasi apa, di tengah kekacauan, yang kelihatan sebagai tantangan yang tak dapat diatasi," katanya.

Tak banyak mitra pembangunan memasukkan pendidikan sebagai bagian dari kebijakan kemanusiaan mereka, kata D`Escoto. Ia menyatakan bahwa akibatnya ialah sebanyak 75 juta anak di seluruh dunia tak memperoleh apa yang disebut "hak dasar ini".

Yang dijadwalkan berbicara pada Rabu mengenai masalah tersebut ialah anak-anak, pendidik dan pembuat kebijakan, termasuk seorang guru yang bekerja di Haiti di tengah kerusakan akibat badai, pemuda di Nepal yang bekerja mendirikan sekolah sebagai "zona perdamaian" selama pemberontakan dan staf yang mengerjakan pendidikan di Afrika, Asia, Timur Tengah, Karibia serta Amerika Latin.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Asha-Rose Migiro, yang juga berbicara pada pembukaan pertemuan itu, mengatakan wanita pejabat itu memiliki pendapat yang sama dengan D`Escoto mengenai mendesaknya masalah tersebut. Ia menambahkan masih banyak anak lagi yang tak mendapat pendidikan akibat "serangan brutal" terhadap sekolah, staf dan pelajar.

Ia menyatakan bahwa di Afghanistan tahun lalu ada lebih dari 275 serangan semacam itu, dan 66 orang tewas serta banyak orang lagi cedera, kebanyakan dari mereka anak-anak.

Ada banyak alasan bagi kerusuhan semacam itu, katanya. Ditambahkannya, "Namun apa yang terdapat dalam setiap serangan pada setiap guru sekolah atau pelajar ialah ini: itu tak pernah dapat ditolerir."

PBB terus menyoroti masalah tersebut, mendorong pendidikan yang sama dan membuat anak tetap belajar selama kondisi paling buruk, katanya.

Ia memberi contoh mengenai peralatan "sekolah dalam kotak" yang dibagikan oleh Dana Anak PBB (UNICEF) selama keadaan darurat.

"Tetapi kita perlu berbuat lebih banyak lagi," katanya.

Ia menyatakan semua negara dan lembaga harus memasukkan pendidikan dalam rencana darurat mereka, dan peningkatan dana harus disediakan kendati terjadi krisis keuangan. (Ant).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar