Kamis, 16 April 2009

Ellawijt, Hujan Prestasi Karena Hobi


Ellawijt, Hujan Prestasi Karena Hobi

Rabu, 8 April 2009 | 11:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ellawijt, si "pelukis stroberi" yang akan berusia 19 tahun pada bulan Mei nanti itu, baru memamerkan 20 lukisannya di Wishbone Cafe Gallery, Chicago, Lincoln Avenue, AS. Pameran bertajuk 'My Strawberry's Little Show' itu dibuka kemarin (Selasa/7/4) dan berlangsung hingga 30 April 2009 mendatang.

Namun, bukan cuma soal pamerannya yang terpenting. Melainkan, perjalanan Ellawijt bisa sampai ke Negeri Paman Sam tersebut. itulah kiranya perlu diketahui.

Lahir di Jakarta, 8 Mei 1990, Ella, -begitu dara ini biasa disapa, mengaku minat melukisnya datang dan dimulai dari hobi menggambar saat di bangku playgroup. Ella berkisah, waktu masih dalam kandungan, ibunya suka ngidam pergi ke pameran lukisan sampai berkali-kali.

Merangkak SD, ayahnya mengenalkan Ella dengan pastel dan kanvas. Sejak itulah, Ella merasakan beda kenikmatan antara melukis dan menggambar. Ella pun pilih melukis.

Di bangku SMP, Ella kian keranjingan. Di lantai dua rumahnya di Jatibening, Bekasi, Ella tekun melukis garis dan arsiran sebagai kesenangannya. Keseriusan itu membuat sang ayah mendatangkan seorang guru lukis untuknya.

Menginjak kelas tiga SMP, Ella mengantongi penghasilan pertama dari melukis. Namun, baru di jenjang SMA-lah Ella justeru mengenal “the real world” dunia seni lukis yang digandrunginya sampai kini.

Di bangku kelas satu SMA, Ella sudah mengikuti pameran lukisan bersama untuk pertama kalinya. Terhitung, sampai kini sekitar sembilan pameran bersama telah dikantonginya.

Sejatinya, melukis memberikan ketenangan jiwa. Jiwa muda yang ingin selalu memberontak dan senang mencoba hal baru. Karena itulah Ella menjadikan hobi ini tidak semata aktifitas sambil lalu, melaikan sumber investasi masa depan.

Bukan, investasi bukan cuma uang puluhan juta yang pernah didapatkannya dari penjualan lukisan. Melainkan, beasiswa yang membawanya hinga berkuliah di School of Art Institute Chicago, AS.

Beasiswa Bukanlah Bunga Tidur
Pada Mei 2007, Ellawijt menggelar pameran perdananya bertajuk 'Ellawijt: It’s Just Been Started'. Uniknya, pameran itu adalah cara Ella merayakan hari ulang tahun sweet seventeen-nya, dengan menghadirkan sebanyak 40 karya lukisan stroberi di Museum Nasional, Jakarta.

Tahun lalu, Ella baru lulus dari bangku SMU kelas tiga jurusan IPA di SMU St. Peter, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Di tengah ketatnya persiapan belajar menghadapi ujian nasional waktu itu, Ella pun harus tetap berupaya keras menyiapkan 'Chasing After Wind', pameran tunggal keduanya yang digelar bulan Mei 2008 silam, juga di Museum Nasional.

Kerja keras Ella sepertinya terus lahirkan prestasi. Dua bulan berselang, Juli 2008, Ella bertolak ke Taiwan untuk memenuhi undangan dari Dr. Sun Yat Sen Foundation. Di sana, Ella menggelar pameran bersama beberapa pelukis senior Indonesia seperti Kartika Afandi, Maria Tjui, H.Hardi, serta Gande.

Di bulan itu pula, Ella harus berangkat ke Chicago untuk mengambil tawaran beasiswa kuliahnya di School of The Art Institute of Chicago. "Awalnya cuma berupa info dari kakakku, dari situ aku browsing alamat email kampusnya dan mengirim portofolio lukisanku," cerita Ella, via chatting dengan Kompas.com.

Hanya tiga bulan berselang, Ella diminta mengirim profil lengkap dirinya. "Tak disangka, aku langsung diterima dan semua memang hanya karena lukisan-lukisanku," tutur Ella.

Bak kebasahan oleh hujan rejeki, bulan Juli mendatang pun Ella sudah mendapatkan tawaran dari Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA), Singapura. "Prosesnya sama yaitu lewat browsing dan cari info sebanyak-banyaknya di internet," kata Ella. Kalau memang rejeki dan beasiswa itu diambilnya, Ella akan bersiap masuk jurusan painting and drawing.

Itulah Ellawijt. Perempuan muda Indonesia, yang tengah nun jauh melukis prestasi di Negeri Paman Sam. Yang hanya karena hobi melukis, sebuah mimpi bukan lagi bunga tidur untuknya. Cita-cita bukan pula seonggok batu di depan mata, melainkan kenyataan indah dalam genggamannya sebagai anak muda Indonesia.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus