Selasa, 21 April 2009

Esia, Merek Paling Direkomendasikan Pengguna dinilai aktif dalam mempromosikan Esia pada pengguna lain secara mulut ke mulut.

VIVAnews - Esia, layanan telekomunikasi terhemat milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTel) berhasil meraih penghargaan The Most Recommended Brand pada ajang The Word of Mouth Marketing Award (WOMMA) 2009. Penghargaan oleh majalah SWA ini dipersembahkan setiap tahunnya kepada perusahaan-perusahaan yang mampu mewujudkan penerapan terbaik pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth).

Esia dianugerahi penghargaan ini karena para penggunanya dinilai cukup aktif dalam mempromosikan Esia ke individu lain dari komunikasi mulut ke mulut (mouth to mouth). Penghargaan ini didasarkan survey pada 2.000 responden yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Di samping Esia, 104 merek lainnya pun turut meraih WOMMA 2009. Di antaranya, Toko Buku Gramedia, Kecap Bango, Promax, Pond's dan sejumlah produk lainnya. Diwakili oleh Krishna Zulkarnain, Vice President Brand Management Bakrie Telecom menerima langsung penghargaan dari pemimpin redaksi SWA Kemal E Gani di Jakarta, minggu lalu.

Di awal tahun ini, BTel memang sedang meneguk banyak penghargaan. Sebut saja, Esia juga telah menyabet sejumlah penghargaan lain, seperti Top Brand Award 2009, yang mana Esia menjadi produk terbaik untuk kategori kartu CDMA Prabayar dan Pascabayar.

Penghargaan lainnya, Esia juga meraih The Most Innovative Marketing Program dalam ajang penghargaan industri telepon selular oleh para wartawan bertajuk Golden Ring Awards (GRA) 2009 untuk program SMS Rp 1 per Karakter. Ketika itu, Esia menyingkirkan tiga program inovatif dari operator lainnya, termasuk Axis, Indosat, dan XL. Penghargaan diterima langsung oleh Nadia Diposandjojo selaku Vice President Corporate Communication PT Bakrie Telecom.

• VIVAnews

Jumat, 17 April 2009

Pramono Teratas, Anas Kedua

[ Jum'at, 17 April 2009 ]
Pramono Teratas, Anas Kedua
KEDIRI - Sekjend DPP PDIP Pramono Anung unggul atas Ketua DPP Demokrat, Anas Urbaningrum. Hasil hitungan sementara yang dilakukan Panitia Pengawas Pemilu (panwaslu) di Kabupaten Kediri, Pramono berhasil meraih 38.081 suara dan Anas 24.330 suara dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri.

Data yang dihimpun Radar Kediri dari hasil rekapitulasi sementara panwaslu menyebutkan, Pramono berhasil meraih suara sekitar seribu hingga dua ribu suara di masing-masing kecamatan. Pada tiga kecamatan, yakni Ngadiliwuh dan Kandangan, Pramono berhasil meraih suara diatas empat ribu. Yaitu kecamatan Ngadiluwih 4. 980 suara, Kandangan 4.294 suara.

Sedangkan di Puncu, Pramono bisa meraih 3.591 suara.Meski unggul di tiga kecamatan, Pramono juga mendapat suara relatif sedikit. Yakni sebanyak 124 suara di Kecamatan Ngancar. "Data yang kami rekap hanyalah data sementara," kata ketua panwas Kabupaten Kediri M Anas.

Urutan kedua, seperti prediksi semula ditempati oleh Anas Urbaningrum, caleg nomor urut 1 DPR RI dari Demokrat. Anas mendapat total suara 24.330. Dua kecamatan menjadi kantong suara Anas. Yaitu, Ngadiluwih sebanyak 2.803 suara dan kecamatan Mojo sebesar 2.353 suara. Selebihnya, di tiap kecamatan Anas rata-rata meraih suara ratusan hingga seribu suara.

Selain dua caleg tersebut, bursa calon anggota DPR RI juga diramaikan Rizki Sadek, caleg dari PAN yang meraih 14.691 suara. Di Kabupaten Kediri Rizki mempunyai kantong suara di Plemahan, Pagu, dan Kayen Kidul. Di tiga kecamatan itu Rizki bisa meraih sekitar tiga ribu suara. Di 13 kecamatan lainnya Rizki hanya berhasil meraih ratusan suara.

Yang menarik, PDIP tak hanya kokoh di DPR RI dan DPRD tingkat II, tetapi juga di DPRD tingkat I. Bambang Suhartono, caleg nomor urut I dapil VI Jatim mendapat suara terbanyak dari total 157 caleg yang memperebutkan kursi DPR provinsi dengan mendapat 20.559 suara.

Seperti halnya urutan caleg DPR RI, Subianto, caleg dari Demokrat juga menempati urutan kedua dengan mendapat suara 16.926, disusul rekan separtainya, Renville Antonio sebanyak 10.328. Sedangkan caleg dari PAN, Basuki Babussalam berhasil mendapat suara lebih banyak dari Renville. Yaitu sebanyak 11.027 suara.(ut)

PEMANDANGAN INDAH DAN VILLA YANG OKE IN SONGGOROTI BATU





BANDUNG LAUTAN ASMARA

Kota Bandung - Gudangnya Cewek Cantik

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sahabat Anak Dan Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) melakukan polling di kota Bandung dan hasilnya adalah 44,8% mahasiswi dan juga remaja Kota Bandung sudah pernah melakukan hubungan intim (seks).

Sebagian besar mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan hubungan seksual tersebut berada di tempat kos. Bagaimana cara mahasiswi tersebut menjadikan rumah kos sebagai tempat prostitusi dan kemudian atas dasar apakah sehingga mereka bisa masuk kedalam budaya Free seks bebas?

Rumah yang jauh dari kampus membuat banyak mahasiswa dan mahasiswi di Bandung memilih hidup di tempat kos. Dampaknya adalah mereka menjadi mandiri dan akhirnya bisa mengambil keputusan dan tindakan sendiri serta tidak lagi cengeng. Tapi disisi lain, lemahnya kontrol dari pihak orang tua mereka dan juga pemilik rumah kos membuat para mahasiswi tersebut melakukan hubungan seksual pra nikah dikamar-kamar mereka.

Dari 1.000 orang mahasiswa dan polling yang dilakukan oleh LSM Sahara Indonesia dari tahun 2000 sampai 2002, diketahui bahwa tempat yang paling sering mereka melakukan hubungan intim di rumah tempat kos (51,5 %), kemudian menyusul di rumah-rumah pribadi (sekitar 30 %), ada juga di rumah sang cewek (27,3 persen), kemudian dihotel atau wisma (11,2 persen), ditaman luas (2,5 persen), ditempat rekreasi dan bersantai (2,4 persen), seks di ruangan kelas dikampus Bandung (1,3 persen), ada di dalam mobil goyang (0,4 persen) dan lain-lain tak diketahui (0,7 %).

Adanya pola hubungan yang tidak akrab antara pemilik rumah kos dengan mahasiswi membuat kehidupan seksual di tempat kos menjadi sangat bebas, demikian kata Agus Mochtar, Ketua Sahara LSM Indonesia

Agus Mochtar juga menambahkan, bahwa sebanyak ada sebanyak 72,9 persen responden wanita yang mengaku hamil. Dan diantara mereka ada sebanyak 91,5 persen telah pernah melakukan mengeluarkan janin atau aborsi dan jumlahnya ada beberapa kali. Tindakan Aborsi tersebut biasanya menggunakan dukun beranak (94,8 %) dan hanya terdapat 5,2 % aborsi cewek yang dilakukan dengan adanya bantuan petugas paramedic. Selain itu, terdapat 33,2 % (cewek) dan ada 16,8 % (laki-laki) yang mengaku telah menderita penyakit seksual kelamin akibat adanya hubungan Free seks bebas itu.

Yang mengagetkan ternyata para peserta polling tersebut melakukan hubungan seksual tersebut tanpa dipaksa atau suka dan sama suka dan adanya rasa kebutuhan. Dan ada juga yang mengaku aktif melakukan hubungan seksual lebih dari satu orang pasangan.

Kurangnya Pengetahuan Reproduksi

Sangat lemahnya pengawasan orang tua dalam membangun komunikasi dengan sang anak, menurut psikolog Nia R Raihanah Psi seorang peniliti dari Biro Psikologi Salman (Bipsis) kota Bandung. Orang tua hanya berfikir bagaimana mengirimkan uang kuliah kepada mahasiswi tersebut.

Biasanya para mahasiswi itu memasukkan pacar dan mahasiswa ke kamarnya pagi hari dan keluar sekitar jam 9 malam agar tidak diketahui masyarakat sekitar atau pemilik rumah kos.

Menurut Nia pendidikan reproduksi terhadap kawula muda penting dilakukan. Para mahasiswa tersebut rata-rata mempunyai asal daerah dari luar kota Bandung.

Tragedi Yogya Blues

Tragedi Yogya Blues

Engkau terlena dalam pelukan dingin malam
(Ebiet G Ade, ''Mimpi di Parangtritis")

''97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan virginitas saat kuliah!'' Begitu bunyi kesimpulan hasil penelitian Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH), Yogyakarta. Dalam jumpa pers awal Agustus lalu, LSCK PUSBIH membeberkan temuannya selama 3 tahun terakhir (dari 16 Juli 1999 hingga 16 Juli 2002) tentang perilaku seksual mahasiswi berusia 17-23 tahun di Kota Pelajar.
Penelitian melibatkan 2000 responden dari 16 perguruan tinggi di seantero Yogyakarta. Dari angka tersebut, responden yang datanya dinilai valid berjumlah 1.660 orang atau sekitar 83%. Hasilnya?
Hampir semua responden mengaku pernah melakukan kegiatan seks, baik yang self service (masturbasi) maupun berpartner. Yang berpartner itu, ketika hamil, nyaris semuanya menjalani aborsi berbahaya dan berisiko tinggi. Salah satu caranya, dengan menelan obat flu dan ragi dalam jumlah besar.
Perzinaan itu, semua dilakukan dengan suka sama suka. Rata-rata mereka sudah pernah melakukan aktivitas seksual sejak ''pendahuluan'' hingga tingkat petting, oral seks dan bahkan anal seks. Sebanyak 25% responden (415 orang) di antaranya bahkan sudah melakukannya dengan lebih dari satu partner.
Hanya 46 orang (2,77%) yang mengaku belum pernah melakukan kegiatan seks berpartner melebihi petting sex. Lalu, hanya 3 orang (0,18%) responden yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks, termasuk masturbasi. Dengan demikian, responden yang terhitung belum pernah melakukan kegiatan seks berpartner hingga sexintercourse hanya 2,95% saja. Berarti, 97,05% responden pernah melakukan kegiatan pranikah, atau sudah kehilangan kegadisannya saat masih kuliah.
Lebih detil lagi, untuk menghindari kehamilan, pelaku seks bebas sebanyak 73% menggunakan metode coitus interupt (senggama terputus, atau azl). Selebihnya menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas untuk segala umur. Di mana mereka mengumbar hawa nafsunya?
Sebanyak 63% responden berzina di kos-kosan partner seks prianya. Sedang 14% lainnya mengaku melakukannya di kos-kosan atau kontrakan yang disewanya sendiri. Lalu, 21% mencari aman dengan melakukan kegiatan di hotel kelas melati. Ada juga, sebanyak 2% responden, yang ngeseks di tempat-tempat wisata terbuka. ''Telaga cinta'' misalnya -- danau yang dikelilingi pepohonan rimbun di Kampus Bulaksumur -- terkenal sebagai ajang pacaran dan seks bebas.
Penelitian juga menegaskan adanya budaya kumpul kebo yang diungkap pertama kali oleh hasil penelitian kelompok Dasakung dulu. Dari 1660 responden, 23 (1,386%) orang di antaranya mengaku telah kumpul kebo atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan selama lebih dari 2 tahun. Ternyata, 5 orang (0,3%) di antaranya mengaku kegiatan itu seizin orangtua mahasiswi. Bahkan 2 orang (0,12%) di antaranya tinggal seatap dengan orangtua salah satu pihak yang membiarkan kegiatan seksualnya. Darimana mereka membiayai kegiatan seksualnya?
Agaknya, mereka semata menggantungkan biaya dari orangtua atau keluarganya serta pasangannya. Sebab, 1.417 responden (85,36%) mengakui tidak punya aktivitas lain selain kuliah.
Yang menyedihkan, sebanyak 98 responden (5,90%) mengaku pernah melakukan aborsi. Malah, 23 responden (1,38%) dari 98 responden itu mengaku pernah melakukan aborsi lebih dari sekali, dan 12 responden (0,72%) lebih dari dua kali.
LSCK PUSBIH mengaku penelitian itu berangkat dari keresahan mereka terhadap fernomena Yogyakarta Blues. Di antaranya, maraknya aksi seks di kost-kostan yang hampir merata di seluruh wilayah pemukiman mahasiswa yang ada di Jogjakarta.
''Pada paruh tahun 1999, kami membaca di salah satu surat kabar bahwa hampir 50% mahasiswa di Yogyakarta pernah melakukan kegiatan sexintercourse. Statemen ini tentunya ibarat gunung es karena ternyata kalau kita lihat terus ke belakang, ternyata angka peningkatannya bukan lagi deret hitung tapi deret kali. Dan data-data ini signifikan,'' tulis LSCK PUSBIH dalam laporannya.
Salah satu penyebab fenomena di atas adalah pesatnya penetrasi pornografi melalui jaringan penyewaan VCD porno (model semi-triple), buku dan majalah porno lokal maupun impor dan lain-lain. Dugaan ini diindikasikan hasil penelitian, bahwa responden yang sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks mengaku sama sekali belum pernah mengakses tontonan maupun bacaan erotis.
LSCK PUSBIH juga mengikuti peningkatan jumlah aborsi, khususnya di Jawa Tengah, dalam tiga tahun terakhir yang dilakukan kelompok usia sasaran penelitian. Juga meningkatnya kegiatan prostitusi di kalngan mahasiswi-mahasiswi, baik yang bersifat sosial maupun komersial.
Mereka pun gelisah dengan meningkatnya peredaran narkoba sebagai fasilitas pendukung untuk dapat menikmati seks lebih maksimal dan kumpul kebo.
Menurut jajak pendapat detik.com per Jumat, 2 Agustus 2002, pukul 09:43 WIB, 2601 dari 4095 netter (64 %) mempercayai hasil penelitian itu. Yang tidak percaya sebanyak 1239 (30 %). Sisanya mengaku tidak tahu (6). Tiap pemberi suara hanya bisa melakukan satu kali pilihan dari satu komputer.
Meski demikian, ketua LSCK PUSBIH Iip Wijayanto mengatakan, ''Hasil penelitian ini hanyalah potret kecil dan tidak usah terlalu dibesar-besarkan. Toh penelitian ini tidak untuk generalisasi, melainkan temuan kasus.'' Cuma, sekecil apapun jumlah temuan itu, harus disikapi dengan tenang dan motivasi kuat untuk membebaskan ummat dari penyakit-penyakit massal yang mulai menjangkiti masyarakat, seperti narkoba, kumpul kebo dan lainnya.
Iip berharap, setelah peneliti mengungkapkan fakta, pemerintah menyambutnya dengan regulasi dan masyarakat memperkuat tekad untuk mengubah konstruksi sosial yang mulai mengalami perubahan nilai. Sekaligus, memperkuat ketahanan keluarga dengan iman dan kontrol baik demi orangtua maupun masyarakat.
Sebagai solusinya, LSCK PUSBIH mengajukan sejumlah hal. Pertama, harus sesegera mungkin dibuat Perda tentang pengelolaan pemukiman komersial. Kedua, tandar paradigmatik usia menikah harus mulai diturunkan untuk mengantisipasi kegiatan seks di luar nikah. Peraturan yang melarang seorang pelajar menikah harus direvisi. Peraturan, persyaratan dan biaya pernikahan yang ditetapkan oleh pemerintah harus diturunkan.
Lebih dari itu, Departemen Agama harus mengkaji untuk menginstitusikan lembaga pernikahan siri (pernikahan informal) yang sah secara agama. [nurbowo]


Degradasi Nilai, Fenomena Umum?

Hasil penelitian LSCK PUSBIH, sedikit banyak menunjukkan adanya pergeseran nilai di kalangan mahasiswi Yogyakarta. Yakni persepsi terhadap seks dari sesuatu yang sakral menjadi profan. Dengan kata lain itu merupakan sekularisasi pemahaman seksual.
Namun, barangkali fenomena tersebut tak hanya di Yogyakarta. Meskipun tidak bisa menjadi faktor generalisasi, hasil polling sejumlah situs untuk kawula muda menunjukkan fenomena pergeseran nilai yang paralel dengan hasil penelitian LSCK PUSBIH. Mulai soal kontes ayu-ayuan (yang menitik beratkan pada penilaian fisik wanita itu), bentuk pakaian, hubungan seks, hingga mengatasi kehamilan di luar pernikahan.
Berikut di antaranya.

Setujukah Putri Indonesia Ikut Pemilihan Miss Universe?
(Wanita Destinasi, 6/8/2002)

Setuju 64.2% 7359
Tak setuju 18.8% 2157
Belum waktunya 16.9% 1946
Total Vote 11462

Jenis pakaian yang disukai wanita?
(Lycos Asia, 2/8/2002)

Seksi 68 (38%)
Rapi dan feminim 62 (34%)
Jeans 17 ( 9%)
Rapi dan tertutup (celana panjang) 26 (14%)
Yang lain 8 ( 4%)
Total 181 responden

Ada pendapat bahwa hubungan seksual tidak perlu dikaitkan dengan cinta, tanggungjawab, apalagi pernikahan. Asalkan sama-sama menginginkan boleh saja dilakukan. Pendapat Anda?
(Drawclinic.com, 6/8/2002).

Setuju 109 (38.7%)
Tidak Setuju 173 (61.3%)
Total Pemilih 282 orang

Habis Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), ngapain?
(Centra Mitra Muda, 6/8/2002; Responden 100 Netters).

1. Biasanya yang punya andil besar sampe terjadi KTD siapa sih?
a. Cowo = 16,5 %
b. Cewe = 5,3 %
c. Berdua donk. Itukan hasil karya berdua = 78,2 %
2. Kira-kira apa yang mendorong terjadinya KTD? :
a. Cowoknya jago nge-gombal = 6 %
b. Ceweknya yang gatel = 5,3 %
c. Sama-sama nggak kuat iman = 88,7 %
3. Kalau udah terlanjur KTD, sebaiknya diapain?
a. Dikawinin langsung = 75,2 %
b. Aborsi aja = 6,8 %
c. Ceweknya diungsiin dulu = 18 %
4. Kalau si cewek masih sekolah gimana?
a. Berhenti aja = 22,6 %
b. Cuti dulu, kalo udah lahir, sekolah lagi = 51 %
c. Sekolah terus aja = 26,4 %
5. Sebaiknya yang bisa berperan banyak untuk mencegah KTD?
a. Orangtua dan guru = 3 %
b. Kita sendiri lah = 45,9 %
c. Semua pihak = 51,1 %


Kegelisahan Sang Da'i Muda

“Saya dai. Saya harus menjawab apa kepada Allah jika melihat realita yang seperti ini tanpa bisa berbuat apa-apa''
(Iip Wijayanto, ketua LSCK PUSBIH)

Sejak LSCK PUSBIH mengumumkan hasil penelitiannya yang cukup menyentak, nama Iip Wijayanto menjadi sorotan media massa. Maklumlah, dia ketua LSCK PUSBIH.
Pria kelahiran Bengkulu, 16 Februari 1979, ini pernah selama tujuh tahun belajar di pondok pesantren tradisional di Bengkulu. ''Selama tiga tahun saya menjadi lurah santri,” ungkap Iip Wijayanto, seperti dikutip Kedaulatan Rakyat (20/8).
Selepas dari SLTP di Bengkulu, ia merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di SLTA dan perguruan tinggi. Sejak itu pula, Iip aktif berdakwah.
Tak hanya lewat ceramah, Iip pun berdakwah lewat buku. Dai muda ini sudah menulis sejumlah buku keislaman, antara lain berjudul Merekonstruksi Paradigma Ummat Islam (1998), Kepemimpinan Islam (1999), Dengan Cinta Aku Hidup Abadi (2000), Dengan Cinta Menuju Samudera Allah (2000), Kumpulan Tanya Jawab Tasawuf (2001), Menuju Revolusi yang Qurani (2002), dan Sebuah Penawar untuk Hati yang Terluka (2002).
Selain itu, Iip pernah mengasuh rubrik Tasawuf di salah satu koran lokal di Yogya. Dan sampai saat ini, masih menjadi nara sumber rubrik Konsultasi Agama Islam di acara Lentera Rohani di Radio Unisi FM, Yogya.
Menanggapi heboh terhadap hasil penelitian lembaganya, Iip mengatakan, ''Hasil penelitian ini hanyalah potret kecil, dan tidak usah terlalu dibesar-besarkan. Toh penelitian ini tidak untuk generalisasi, melainkan temuan kasus. Tapi, sekecil apapun jumlah temuan itu harus disikapi dengan tenang dan motivasi kuat untuk membebaskan ummat dari penyakit-penyakit massal yang mulai menjangkiti masyarakat, seperti narkoba, kumpul kebo dan lainnya.''
Ia menambahkan, tidak ada latar belakang politis dari penelitian itu. ''Niat saya tulus mencegah orang dari hal yang mungkar,” katanya.
Jika penelitiannya dianggap kurang valid atau dengan metodologi yang lemah, Iip Wijayanto mengharapkan ada penelitian tandingan. Karena dengan penelitian lanjutan, akan teruji mana penelitian yang akurat sesuai kaidah akademik dan mana penelitian yang asal-asalan.
“Saya menginginkan ada penelitian tandingan, bukan mengadukan ke polisi. Kalau sedikit-sedikit diadukan ke polisi, nanti peneliti muda akan takut meneliti hal yang sensitif. Padahal, fenomena yang diteliti itu ada di sekitar kita dan bisa meracuni kita,” lanjut Iip Wijayanto.
Ia mengungkapkan, ide penelitian bermula dari kegetiran dan kepahitannya melihat fenomena seks yang berkembang di sekitar lingkungannya. “Saya dai, saya harus menjawab apa kepada Allah jika melihat realita yang seperti ini tanpa bisa berbuat apa-apa. Sebagai peneliti saya hanyalah makhluk tanpa motivasi selain menyuarakan kebenaran,” katanya.
Sang da'i menegaskan, seks pra-nikah itu bentuk kemunkaran. Karena itu, ''Orang harus dicegah agar tidak melakukannya.'' Ia berharap, setelah peneliti mengungkapkan fakta, pemerintah menyambutnya dengan regulasi dan masyarakat memperkuat tekad untuk mengubah kondisi sosial yang mulai terjangkit degradasi nilai. Sekaligus, memperkuat ketahanan keluarga dengan iman dan kontrol baik demi orangtua maupun masyarakat.
Sejauh manapun menyeruaknya pro-kontra atas hasil penelitian lembaganya, tak bakal mengendorkan Iip untuk terus melakukan kampanye anti-free sex.
“Saya akan keliling Indonesia untuk melakukan kampanye anti-free sex,” tegasnya. Selamat berjuang, Iip. [nurbowo]


Portal Pencegah Zina

Digambarkan dalam Al Quran, ketika majikan putrinya merayu dia, sesungguhnya Nabi Yusuf pun sudah tertarik untuk menerima ajakannya. Bagaimanapun, beliau tetaplah seorang manusia yang memiliki gharizah nau' (naluri seksual atau instinc of race). Namun, karena teguh iman, Yusuf luput dari dosa besar itu, meski ia kemudian harus dipenjara karena fitnah si majikan.
Bayangkan, Nabi saja bisa tergoda untuk nyaris berzina. Bagaimana pula dengan manusia biasa. Apalagi, di jaman ini pintu menuju perzinaan kian terbuka lebar. Berbagai stimulus membombardir manusia setiap detik, sehingga naluri seksual dipacu untuk selalu menuntut pemuasan.
Karena itulah, banyak ayat Quran dan Hadits yang memberi tuntunan untuk menwcegah terjadinya zina, bahkan sejak menjaga pandangan pertama. Allah swt telah mewanti-wanti ummat Islam agar tidak terjebak zina yang terkutuk, sebagaimana diserukan dalam beberapa firman berikut:
1. “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela”. (QS Al Mukminun 5-6)
2. “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (yaitu jilbab sebagaimana yang dimaksud dalam QS. Al Ahzab/33: 59) dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur 30-31)
3. “Janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS Al Isra 32).
Banyak pula hadits Nabi saw yang memperingatkan kaum muslimin agar menjauhi perbuatan zina tersebut, misalnya:
a. Dari Jabir ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah kalian memasuki rumah wanita-wanita yang tidak ada suaminya, karena sesungguhnya setan berjalan pada diri seseorang di antara kalian pada jalannya darah. Kami bertanya: ‘Dan juga engkau?’ Sabdanya: ‘Ya juga saya, akan tetapi Allah menolong aku atas setan itu maka Allah selamatkan aku’.” (HR. Ahmad dan Attirmidzi).
b. Dari Jabir ra, Rasul berkata, “Ingatlah! janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.” (HR. Muslim).
c. Dari Ibnu Umar ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah seorang laki-laki memasuki rumah wanita yang suaminya tidak ada sesudah hariku ini, kecuali bersamanya seorang laki-laki atau dua orang laki-laki.” (HR. Ahmad dan Muslim).
d. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw berpesan, “Tidak halal bagi seorang lelaki yang beriman kepada Allah dan hari kiamat berdua-duaan dengan wanita yang bukan mahramnya, kecuali bersamanya ada mahramnya.” (HR. At-Thabrani dan Al Baihaqi).
e. Dari Abu Umamah ra, Rasulullah saw berkata, “Berhati-hatilah kalian terhadap bersepi-sepian dengan wanita. Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, tidak ada seorang laki-laki yang bersepi-sepi dengan wanita, kecuali setan masuk di antara keduanya. Niscaya seorang laki-laki berdesak-desakan dengan babi-babi yang bergelimang dengan lumpur atau tanah kotor itu lebih baik baginya daripada ia berdesak-desakan (yaitu) pundaknya bertemu dengan pundak wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At-Thabrani dalam Syu’abil Iman).
f. Dari Ibnu Abbas ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah seorang lelaki mendatangi seorang wanita, dan janganlah dia bepergian dengannya, kecuali bersamanya ada mahramnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
g. Dari Ma’qil, Rasulullah saw bersabda, “Niscaya (jika) di kepala seorang laki-laki disisir dengan sisir dari besi sampai kelihatan tulangnya, itu lebih baik daripada wanita yang bukan mahramnya menyentuhnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
h. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkata, “Bagi setiap anak Adam ada bagiannya dari zina. Maka zinanya kedua matanya adalah memandang, zinanya lidah adalah membicarakan, zinanya kedua telingan adalah mendengar, kedua tangan zinanya adalah memegang, kedua kaki zinanya adalah berjalan dan mulut zinanya adalah mencium.” (HR. Abu Dawud).
i. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berpesan, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menulis atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan menjumpainya tidak ada tempat. Maka zinanya mata adalah memandang, zinanya lidah adalah membicarakannya, zinanya jiwa adalah berangan-angan dan bersyahwat, sedangkan farji dialah yang membenarkan zina itu atau yang menolaknya.” (HR. Al Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
j. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berkata, “Apabila seseorang di antara kalian melihat wanita yang menyenangkannya, maka hendaklah dia kembali pulang menemui istrinya…”. (HR. Ibnu Hibban).
k. Dari Abu Sa’ied, Rasulullah saw berkaa, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya, jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lainnya, dan janganlah seorang laki-laki tidur satu selimut dengan sesama laki-laki, jangan pula wanita tidur satu selimut dengan wanita lainnya.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Attirmidzi).
l. Dari Buraidah ra, Rasulullah saw mengatakan kepada Ali ra: “Wahai Ali, jangan kau ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, maka sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang kedua.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi dan Al Hakim).
m. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya seorang wanita dipandang dari depan (terlihat) dalam bentuk setan, dilihat dari belakang pun dalam bentuk setan, maka apabila seseorang di antara kalian melihat seorang wanita yang menarik hatinya, hendaklah dia mendatangi istrinya, maka akan dapat menolak apa yang ada di dalam jiwanya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
n. Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah saw berkata, “Waspadalah kalian masuk di kalangan wanita.” (HR. Ahmad, Al Bukhari dan Muslim dan An-Nasai).
o. Dari Sa’d bin Mas’ud, Rasulullah saw berkata, “Waspadalah kalian masuk ke kalangan wanita, karena sesungguhnya tidak ada seorang laki-laki yang bersunyi-sunyi (khalwat) dengan seorang wanita yang tidak ada mahramnya, melainkan dia akan bernafsu terhadapnya.” (HR. Al Hakim dalam Kitab Asrarul Hajj).
p. Dari Ali, “Memandang wanita yang cantik adalah satu anak panah dari anak-anak panah iblis yang beracun, maka barangsiapa yang dapat memalingkan pandangan matanya darinya, maka Allah memberikan padanya ibadah yang manis rasanya.” (HR. Al Hakim).
q. Dari Abu Musa ra, Rasulullah saw berkata, “Tidak ada seorang wanita yang tidur bersama seorang wanita lainnya kecuali ia berzina, tidak ada laki-laki yang tidur bersama dengan laki-laki lain kecuali keduanya berzina.” (HR. Atthabrani dalam Al Kabir).
r. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berpesan, “Janganlah seorang laki-laki tidur bersama dalam satu kain dan jangan pula wanita tidur bersama dalam satu kain pula.” (HR. Ahmad dan Sa’ied bin Manshur dalam sunannya).
s. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berpesan, “Seorang lelaki jangan tidur bersama laki-laki lain, kecuali bapak dan anaknya.” (HR. Al Hakim dalam Attarikh).

Jogja Undercover versiku!!

Jogja Undercover versiku!!
Yah, ingin sekali membuat bahasan ini sejak lama, akhirnya bisa terwujud juga. Beberapa tahun silam, peneliti muda Iip Wijayanto pernah mengadakan studi yang hasilnya sangat mengejutkan, mengenai virginitas di kalangan mahasiswi. Terindikasikan sebagian besar sampel penelitiannya tidak perawan lagi.

Aku awalnya tidak terlalu pedulilah, apalagi memang Iip mengambil sampel sebagian besar mahasiswi yang kuliah di kampus yang notabene bisa ditebak ke arah mana tipe pergaulannya....

Waktu masih koasistensi (praktik dokter muda) di bagian ginekologi dan kandungan, sebenarnya aku cukup banyak mendapatkan kasus akibat pergaulan terlarang tersebut. Lucu-lucu dan gemes juga kalau mengingat kembali. Ada yang ingin menggugurkan kandungannya, karena pacarnya belum lulus kuliah. Ada yang ketakutan hamil dan selaput daranya robek karena baru sekali berhubungan dengan pacarnya, pas dites kehamilan, masih negatif, kelihatan raut mukanya gembira...
Ada yang paling lucu nih, seorang mahasiswi di universitasku periksa ditemani pacarnya, kok ga dapet "tamu" udah sekian lama, eh ternyata pas diperiksa dia hamil 30 minggu lebih...

Sekarang aku kembali menemukan hal-hal tersebut, di kampusku tercinta ini, yang aku duga orangnya "bersih-bersih", ternyata banyak kejadian serupa. Contoh saja seorang pasien, mahasiswi yang cantik sekali (menurutku...), memeriksakan diri dengan keluhan tidak enak pada perutnya, belum juga datang "tamu". Aku kan selalu berbaik sangka gitu lah, sehingga terapinya masih biasa-biasa saja. :-D Beberapa hari kemudian, datang lagi dengan keluhan yang sama, tetapi dengan alasan, obatnya hilang, jatuh entah kemana...terus aku beri lagi obat yang sama, dan disarankan kontrol lagi.

Pas kontrol berikutnya, giliran temanku yang sudah sangat berpengalaman dengan kasus-kasus demikian, memeriksa mahasiswi tersebut. Yah, dia masih menduga hanya masalah hormonal biasa, sehingga diberikan obat yang biasa pula, tetapi sebenarnya berbahaya bagi orang hamil. Yah, inilah risikonya kalau pasien ga mau ngaku ketika ditanya, apalagi kita kan seringnya berbaik sangka gituww... :-). Aku yang ngerti, klo dia itu pasienku, menanyakan tentang kemunginan dugaan temanku, yah, sama aja, masih berprasangka baik :-), terus aku baru ingat: "eh, mungkin ga dia hamil??", teman bilang: "o, iya, patut dicurigai itu, duluw-duluw juga banyak kasus begitu..." walah...! Ternyata benar, pas kontrol berikutnya, diperiksa oleh temanku itu (sayang sih, bukan aku yang periksa, hehehe...). Akhirnya dia ngaku melakukan hubungan seks (itu pun setelah melalui anamnesis/wawancara yang sangat panjaaaaaang, kata temanku di statusnya). Great!! Di sinilah kami juga ditantang menjadi detektif yang hebat... :-D Hasil tes kehamilannya juga positif. Tapi obat yang diberikan teman kemarin itu, kontra indikasi dengan orang hamil, bisa-bisa malah keguguran (tapi, mungkin itu yang diharapkan oleh si mahasiswi....). Akhirnya obat distop, dan pasien hanya disuruh kontrol lagi.

Perkembangan lanjut belum jelas, karena oleh dokter lain, pasien dirujuk ke ahli kandungan, karena hasil tes kehamilannya jadi negatif (apa mungkin digugurkan ya...?? wallahu a'lamu...), yang jelas kata dokternya, ekspresi si mahasiswi senang banget, ketika tahu tesnya jadi negatif, kita tunggu perkembangannya saja...
subhanallahu.multiply.com

Kamis, 16 April 2009

Ayah, Ibu, dan Anak Diwisuda Bersama


Ayah, Ibu, dan Anak Diwisuda Bersama

jumat, 17 April 2009 | 12:15 WIB

Tandyo Hasan adalah wisudawan Universitas Airlangga (Unair) dari program doktoral pada Fakultas Pascasarjana Unair, Surabaya, yang diwisuda bersama istrinya, Dr Inge Soesanto, SH, MKn., dan anaknya, Michael Hans SH pada 18 April 2009.

"Awalnya, ada dosen pembimbing menilai bahwa kami bisa masuk MURI karena kami merupakan pasangan yang sering kuliah bersama dan bahkan ujian juga bersama," ucap Dr Tandyo Hasan, SH, MH, MKn. "Ungkapan dari dosen pembimbing itu akhirnya membuat saya iseng-iseng mengajukan surat ke Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia). Kalaupun kami akhirnya benar-benar diwisuda bersama itu sebenarnya enggak ada yang istimewa, melainkan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa," katanya.

Dalam surat tertanggal 7 April 2009, Muri menganugerahi tiga kategori penghargaan rekor, yakni ayah, ibu, dan anak yang wisuda bersamaan; suami-istri yang menempuh program doktor bidang ilmu hukum secara bersamaan; dan Unair yang mewisuda satu keluarga dalam waktu bersamaan.

Ketiganya diwisuda Rektor Unair Surabaya Prof H Fasich Apt dalam upacara wisuda yang diikuti 1.889 wisudawan, yakni 1.374 wisudawan S-1, 162 wisudawan S-2, 53 wisudawan S-3, dan 300 wisudawan D-3.

"Kami sebenarnya sudah pernah menghadiri upacara penerimaan mahasiswa baru secara bersamaan pada tahun 2005. Saat itu, saya dan istri menjadi mahasiswa baru S-3 di bidang ilmu hukum dan anak kami menjadi mahasiswa baru S-1 di Fakultas Hukum," tuturnya.

Menurut notaris itu, dirinya dan istri juga diuji pada hari yang sama saat ujian tertutup program doktoral (S-3) Ilmu Hukum pada tanggal 25 Agustus 2008, tapi saat ujian terbuka program doktoral tidak bisa bersamaan.

"Itu karena penyanggah dalam ujian terbuka di Pascasarjana Unair itu terbatas, karena itu saya menjalani ujian terbuka program doktoral pada tanggal 21 Oktober 2008 dan istri pada tanggal 23 Oktober 2008," papar alumnus Fakultas Hukum (FH) Unair Surabaya tahun 1997 itu.

Setelah itu, kata ayah dari dua anak itu, dirinya pun memacu semangat anaknya, Michael Hans, yang saat itu masih semester tujuh di FH Unair untuk segera menyelesaikan studi S-1 agar bisa wisuda bersamaan. "Tapi, saya tidak memaksa dia, karena itu saat pertama mengajukan usulan ke Muri itu belum ada nama Michael Hans. Ketika Michael Hans bisa benar-benar lulus, maka saya mengirimkan surat lagi ke Muri dan akhirnya ada revisi pada tanggal 7 April itu," ujarnya.

Memotivasi anak

Tandyo Hasan mengaku kuliah lagi untuk memberikan motivasi kepada anaknya. Dia kuliah magister (S-2) pada tahun 2002 dengan program studi Hukum Bisnis. "Saat mengambil S-2 Hukum Bisnis itu, Inge masih punya hobi menyanyi dan sedang merilis album indie, bahkan ada dua album," tegasnya.

Namun, katanya, saat dirinya mengambil S-2 spesialis kenotariatan di Unair pada tahun 2002, Inge pun ikut menempuh S-2 kenotariatan itu sehingga mereka berdua pun "bertemu" dan bahkan pertemuan berlanjut hingga ke jenjang doktoral Ilmu Hukum.

"Saat kami mengambil program doktoral pada tahun 2005 itulah, anak kami Michael diterima di FH Unair melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), sehingga tahun itu kami bertiga pun diterima sebagai mahasiswa baru Unair oleh rektor," katanya.

Terkait wisuda dirinya yang bersamaan dengan kedua orangtuanya, Michael Hans merasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan juga berterimakasih kepada Unair. "Saya juga bersyukur kepada Airlangga (Unair) karena saya tidak mungkin ada kalau tidak ada Airlangga, sebab papa dan mama ’ketemu’ di Airlangga," tuturnya tersenyum.

Michael yang kini merangkap kuliah di International Bussiness Management Universitas Kristen Petra Surabaya itu mengaku tidak dipaksa kedua orangtuanya mengambil studi di Fakultas Hukum Unair. "Saya tidak dipaksa kok, tapi mungkin karena saya hidup di tengah-tengah lingkungan kedua orangtua yang sama-sama studi ilmu hukum, maka saya pun tertarik dengan bidang hukum, bahkan saya juga merasa punya guru les pribadi kalau ada kesulitan," ucapnya tersenyum.

Senada dengan itu, istrinya, Inge Soesanto, menyampaikan terimakasih kepada Unair yang memberi kesempatan kepada dirinya yang alumnus S-1 Ubaya (Universitas Surabaya) untuk menempuh magister dan akhirnya doktoral di Fakultas Pascasarjana Unair.

"Kaum perempuan umumnya disibukkan sebagai ibu rumah tangga, tapi saya justru sebaliknya, saya bersemangat kuliah lagi untuk berkomunikasi dengan anak dengan ilmu yang sama. Kami sering berdiskusi soal kampus dan hukum sampai pukul 04.00 subuh," katanya.

Kendati mereka bertiga akhirnya diwisuda bersamaan, agaknya mereka tidak mengira akan masuk rekor Muri karena awalnya bukan rekor, melainkan semangat belajar dan semangat memberi motivasi keluarga.